Ads 468x60px

Selasa, September 30, 2008

PERENCANAAN WILAYAH
KONSEP-KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH
________________________________________

Konsep Pengembangan wilayah pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu 1) konsep pengembangan dari atas (development from above), konsep pengembangan dari bawah (development from below), dan konsep pengembangan ekonomi lokal (local economic development). Pengembangan dari atas memandang pengembangan wilayah berasal dari inti atau pusat pertummbuhan dan mengucur (trickling down) ke periferi atau daerah belakang (hinterlands). Dikenal dengan pendekatan integrasinya. Sedangkan pengembangan dari bawah dikenal dengan pendekatan disintegrasinya. Munculnya teori pengembangan ekonomi lokal (local economy theory) sebenarnya merupakan jalan tengah dari konsep pengembangan wilayah sebelumnya.


Konsep Pengembangan Wilayah Dari Atas
________________________________________

Pengembangan dari atas bersumber pada teori ekonomi neoklasik (neoclassical economy theory) dan manifestasi keruangannya adalah konsep pusat pertumbuhan (growth center concept). Sampai saat ini, strategi pengembangan digerakkan oleh permintaan dari luar (external demand) dan inovasi (innovation impulses), dan juga dari sebagian kecil dinamika sektoral (a few dynamic sectoral) atau kelompok-kelompok geografi (geographical clusters) sifatnya akan cenderung perkotaan dan industri, padat modal dan didominasi oleh teknologi tinggi dan pendekatan proyek skala besar.

Paradigma pengembangan dari atas (development from above) bersumber dari perdebatan terhadap pertumbuhan seimbang (balanced growth) dengan pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced growth) yang terjadi pada tahun 1950. paradigma ini memperlihatkan bahwa kemiskinan di negara-negara berkembang dan kurang berkembang disebabkan oleh rendahnya produktivitas tenaga kerja yang merupakan fungsi ketidakmampuan suplai modal fisik.

Fleming (1950) memberikan contoh dengan menyalahkan teori yang lebih memperhatikan pada masalah sisi permintaan. Tidak memadainya suplai faktor produksi di negara-negara berkembang khususnya modal dan keahlian tenaga kerja membuat berbagai jenis industri dan proyek investasi secara serempak tidak layak untuk dikembangkan karena meningkatnya biaya produksi dengan tajam dari semua industri-industri, sepertinya mereka berlomba untuk suplai faktor yang terbatas (Hansen, 1981). Enke (1963) memperlihatkan bahwa pendekatan pertumbuhan seimbang menyatakan secara tidak langsung ekonomi tertutup, tetapi suatu negara dengan cepat akan mendapatkan konsumsi seimbang tanpa produksi yang seimbang, jika hal itu dapat membuat atau menumbuhkan suatu manfaat dari keinginan dunia internasional, di mana barang-barang impor tidak mampu untuk diproduksi.

Selain itu, setiap pelaksanaan usul mendorong besar (big push) yang berarti sektor publik berskala besar, akan terjadi jika pemerintah mensubsidi perusahaan-perusahaan swasta, sebagai pengganti pekerjaan publik (Hansen, 1981). Akhirnya Singer (1949) menjelaskan bahwa pertumbuhan seimbang melalui tesis big-push akan mengurangi kepercayaan karena sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan merupakan pekerjaan yang besar bahwa negara yang mengaturnya dalam kenyataannya tidak akan berkembang.



Paradigma perkembangan dari atas mendominasi literature pusat pertumbuhan dalam dua dekade lalu yang secara langsung memberikan kontribusi yang memungkinkannya berkembang di masa yang akan datang.

Konsep pertumbuhan tidak seimbang (unbalanced growth) diusulkan oleh beberapa ahli seperti Hirschman, Myrdal dan Perroux. Hirschman menyatakan bahwa pertumbuhan tidak seimbang merupakan trasformasi seperti Cinderella (Cinderella like). Sektor kunci akan ditentukan dengan mengukur pengaruh keterkaitan ke belakang (backward-linkage) dan keterkaitan ke depan (forward-linkage) dalam memaksimumkan input-output.

Myrdal (1957) menerbitkan teori “circular causation”

Myrdal menyatakan bahwa model circular causation yang sederhana mempengaruhi komulatif lebih konsisten dengan proses sosial dan ekonomi yang nyata dari pada berbagai jenis analisa teori keseimbangan ekonomi statis. Myrdal menemukan bahwa apapun alasan untuk ekspansi

Myrdal menganalisis lebih lanjut konsep “backwash” dan “spread effect” yang dapat diindentikan dengan konsep “polarization” dan “trickling down effect”. Backwash effect meliputi pekerjan-pekerjaan migrasi penduduk, perdagangan dan pergerakan modal.

Spread effect yang menjawab backwash effect, merupakan peningkatan keluaran untuk produksi pertanian dan bahan baku dari daerah belakang dan cenderung pada kemajuan teknis yang menyebar dari pusat pertumbuhan.

Perroux menekankan pentingnya inovasi pengusaha dalam proses pengembangan, yang mulai berturut-turut oleh sektor-sektor yang dinamis, atau kutub (Hansen, 1981). Elemen kunci yang lain dari teori pengembangan Perroux adalah konsep kekuasaan (concept of dominance) yang terdiri dari sesuatu yang tidak dapat dirubah (irreversible) atau hanya sebagian yang dapat dirubah yang dipengaruhi oleh satu unit ekonomi karena dimensinya, kekuatan negosasi, sifat-sifat kegiatan, atau karena zona kegiatan yang dominan.

Perroux menyatakan bahwa analisis pertumbuhan dari total produksi akan dipusatkan pada proses dimana berbagai kegiatan akan muncul.

Friedmann (1966) memformulasikan model pengembangan “center-periferi” secara sistematik dan komprehensif.

Rodwin (1963) mengusulkan strategi desentralisasi terpusat (concentrated decentralization) untuk mengembangkan keterlambatan ekonomi di wilayah periferi.

Friedmann (1972) menunjukan bahwa peengembangan dari potensi kreatif dalam masyarakat dari serangkaian trasformasi yang melalui prosese diskontinyu, komulatif dan proses inovasi.

barang modal dan jasa untuk memodernisasi sistem subsisten bergerak dari pusat ke kota ke dalam daerah perdesaan (rondinelli, 1983)




Enam pokok pengaruh umpan balik dari
pertumbuhan wilayah inti, yaitu:
• Pengaruh kekuasaan, atau melemahkan periferi yang disebabkan oleh transfer sumber daya ke wilayah inti.
• Pengaruh imformasi, atau meningkatkan interaksi dan inovasi di wilayah inti.
• Pengaruh psikologi, atau laju inaovasi yang lebih tinggi disebabkan oleh semakin besarnya visibilitas, semakin tingginya harapan, dan rendahnya risiko.
• Pengaruh modernisasi, atau perubahan sosial dan kelembagaan yang menyukai inovasi.
• Pengaruh keterkaitan, atau kecenderungan inovasi yang menyebabkan inovasi lainnya.
• Pengaruh inovasi, akan meningkatkan skala dan aglomerasi ekonomi

0 komentar:

Posting Komentar