Ads 468x60px

Sabtu, September 27, 2008

Manajemen Perkotaan dan Wilayah
________________________________________

Perencanaan dan Manajemen Kota
Perencanaan dan manajemen kota di awali oleh pembangunan kota di negara-negara berkembang kurang impresif disebabkan:
• Pengendali pembangunan masih tradisional dalam bentuk rencana induk (land use planning)
• Pendekatan teknokratik, dengan proses perencanaan rasional
• Model ‘cetak biru’ memberi sedikit perhatian terhadap kebutuhan sumberdaya dan rencana implementasinya

Akibatnya, meskipun rencana kota sudah dipunyai tetapi pembangunan atau perkembangan kota tidak sesuai dengan yang tertuang dalam rencana.


Perlunya Manajemen Pembangunan
Dari deskripsi awal di atas terlihat bahwa rencana (tata ruang) kota lebih banyak mengurusi aspek fisik (lahan) ketimbang aspek lain (alokasi sumber daya, proses pengambilan keputusan), kemudian Pemerintah Daerah (PEMDA) kurang memperhatikan rencana kota di dalam proses perumusan kebijakan, dan khususnya lagi, anggaran. Selain itu, perencanaan dianggap hanya sebagai bagian dari manajemen pemerintahan kota (urban local management)


Apa Itu Manajemen Perkotaan?
Manajemen kota by definition dianggap sebagai konsep yang elusive -> tidak secara mudah mendefinisikan tetapi, secara nyata ada kebutuhan pemerintah daerah untuk berfikiran ‘manajerial’ di dalam mengelola pembangunan kota. Dengan pola pikir perencanaan adalah bagian dari manajemen, maka manajemen kota merupakan payung bagi semua perangkat pembangunan kota


Manajemen Kota: Beberapa Pengertian
Beberapa pengertian yang bisa diangkat dalam menjelaskan term manajemen kota adalah, 1) Titik temu antara birokrasi yang mengucurkan sumberdaya dan masyarakat yang memerlukan sumberdaya tersebut, khususnya prasarana dan pelayanan, 2) berkaitan dengan institusi dan orang-orang yang diberdayakan untuk mengalokasikan sumberdaya dan fasilitas, 3) seperangkat kegiatan yang secara bersama-sama membentuk dan mengarahkan pembangunan sosial, ekonomi dan sosial pada kawasan perkotaan

Parameter Manajemen Perkotaan
1. Berkaitan dengan masalah pemerintahan (Government Concern), khususnya dalam kaitan dengan pengucuran (dispensing) sumberdaya
2. Dimensi kelembagaan; bagaimana kelembagaan yang ada dapat menangani permasalahan kota yang kompleks
3. Integrasi vertikal; bagaimana mengkaitkan aspek strategis dengan aspek implementasi pembangunan; menjembatani aspek kebijakan makro dengan program dan proyek sektoral maupun inter-sektoral


Urban Management Sebagai Proses
Sebagai sebuah proses, Urban Management Seharusnya
• Merangkul semua pemain dalam proses pembangunan kota; tidak saja mengucurkan sumberdaya
• Mendorong berjalannya kekuatan penunjang pembangunan kota; bukan sekadar mengatur secara artifisial melalui rencana kota
• Secara horisontal terintegrasi -> untuk mengatasi ‘rabun dekat’ egoisme sektoral
• secara vertikal terintegrasi -> untuk mengatasi kendala rencana kota yang terlepas dari proses penganggaran dan implementasi
• Mampu untuk berlaku responsif terhadap adanya kesempatan

Elemen kunci kelembagaan
1. Integrasi penyediaan prasarana dan sarana perkotaan
• Perumahan (shelter) dan aspek yang terkait: lahan, kepemilikan, sistem transfer
• Prasarana dan sarana: jaringan jalan, sanitasi lingkungan, utilitas, telekomunikasi, fasilitas sosial
2. Integrasi kelembagaan
• Horisontal -> berkaitan dengan kelembagaan internal di dalam pemerintahan daerah (municipal government)
• Vertikal -> berkaitan dengan mengajak kolaborasi – kerjasama dengan pemain lain (masyarakat, kelompok profesi, pihak swasta, lembaga donor, pemerintah atasan)



URBAN MANAGEMENT: PARTICIPATORY URBAN GOVERNANCE






Hubungan Antar Aktor dalam Urban Management

0 komentar:

Posting Komentar