Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Sabtu, September 11, 2010

Tip: Setting Lokasi Penyimpanan Shapefiles di ArcGIS ArcView ...


Bagi Anda para pemula yang sedang mengerjakan pembuatan peta menggunakan ArcGIS mungkin pernah mengalami situasi di mana peta yang telah dibuat di View hilang....hal ini umumnya dikarenakan telah terjadi perpindahan folder berisi dokumen shapefiles...sehingga pada saat ArcGis dijalankan, software tak dapat menampilkan shapefiles dikarenakan folder penyimpanan telah berubah...solusi untuk situasi ini adalah dengan menyeting document properties yang terdapat di menubar file...klik mebubar file-->arahkan pointer ke document properties-->muncul kotak dialog-->klik pada opsi data source options-->maka akan muncul kotak dialog berisi pilihan penyimpanan data dalam dokumen yang tengah dikerjakan-->opsi defaultnya adalah store full path names to data sources, namun untuk tujuan kita disini opsi yang dipilih adalah store relative path names to data sources-->di bagian paling bawah pun ada pilihan untuk menjadikan opsi ini default ketika setiap kali kita membuat dokumen project baru-->centanglah opsi-->setelah itu semua OK...nah sekarang dokumen project yang kita buat akan selalu menampilkan shapefiles di layar view meski folder penyimpanan berubah...selamat Mencoba....
.....
























Sekolah Ilmu Perencanaan Kota di Indonesia...

Sekolah Ilmu Perencanaan Kota di Indonesia...
Ilmu perencanaan wilayah dan kota saat ini merupakan salah satu bidang ilmu yang bergengsi di Indonesia. Terlepas dari masih semrawutnya tata kota yang ada di Indonesia, diharapkan dengan marak bermunculannya perguruan tinggi mengenai tata wilayah kota akan memutus mata rantai budaya perencanaan buruk yang selama ini berlangsung. Di tinjau dari ilmu nya, perencanaan sangatlah luas, seorang analis perencanaan harus mempunyai latar belakang wawasan yang mencukupi dalam berbagai bidang ilmu lainnya seperti ekonomi, arsitektur, lingkungan, komunikasi, informatika sehingga dapat menghasilkan produk perencanaan yang aplikatif. Hal ini lah mengapa terjadi ketika seorang mahasiswa tingkat S1 merasakan suatu kejenuhan karena luasnya bidang ilmu yang harus diketahui. Hal ini pulalah yang dapat kita sebut bahwa ilmu perencanaan bersifat lintas disiplin. Karena penggunaan wawasan keilmuan bukan hanya dari satu bidang ilmu saja.

Asal muasal ilmu perencanaan di Indonesia berkembang dari jurusan keilmuan yang sudah eksis lama terlebih dahulu, misalnya untuk sekolah perencanaan di Universitas Diponegoro (Semarang) dahulu merupakan embrio yang dilahirkan oleh jurusan arsitektur sehingga nuansa architect planner lebih kental. Di Undip kurikulum lebih menekankan kepada urban design walaupun prosentasi kurikulum yang proporsional juga dibagi dengan kajian mengenai wawasan pengembangan wilayah (regional studies). Di Untar (tarumanegara) Jakarta ilmu perencanaan telah lebih terspesialisasi untuk menghasilkan ahli perencana dalam bidang real estate. Di UGM Yogyakarta ilmu perencanaan kota bermula dari jurusan geografi. Banyak perguruan tinggi lainnya di daerah ilmu perencanaan berkembang dari fakultas ekonomi khususnya jurusan ekonomi pengembangan wilayah.

Kemudian berangkat dari disiplin ilmu yang sedang sangat populer saat ini yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) maka seorang perencana kota akan memasuki ranah disiplin ilmu informatika yang di ITB Bandung dikenal dengan sebutan jurusan Geomatika. Intinya meskipun awal sekolah perencanaan berdiri unik bagi masing-masing perguruan tinggi. Namun kesemua itu diharapkan hanya berujung terciptanya lingkungan kehidupan manusia yang lebih baik.

Sistem Informasi Geografis...

Seorang praktisi dalam bidang manajemen wilayah kota (urban manager) atau perencanaan wilayah kota (urban planner) diharuskan memiliki seperangkat alat (tools) yang diharapkan dapat menunjang dirinya atau timnya dalam melakukan serangkaian analisis keruangan (analisis lokasi). Salah satu tool atau alat yang dewasa ini sangat populer adalah penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau bahasa luarnya Geographic Information System (GIS). Sebagaimana diketahui ‘ruang’ dalam ilmu perencanaan merupakan salah satu fokus sentral yang berusaha untuk dikelola dengan baik.

Saat ini salah satu software yang dapat dijadikan sebagai tools dalam melakukan analisis keruangan/lokasi adalah software ArcGIS yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental Studies on Research Institute). ArcGIS menawarkan seperangkat kemampuan analisis yang sangat bermanfaat bagi para manager kota atau perencana kota. Tentu saja kita sebagai pencinta studi mengenai kota tak dapat begitu saja mengklaim bahwa hanya ArcGIS satu-satunyalah alat analisis handal yang dapat digunakan dalam mengelola data-data keruangan...dalam ilmu perencanaan terdapat sederet alat-alat analisis yang telah lama digunakan jauh sebelum ArcGIS populer. Di antara nya analisis gravitasi, analisis lokasi oleh Von Thunen, analisis struktur kota dan morfologi dalam bidang arsitektur dan analisis ekonomi wilayah kota. Saat ini ArcGIS yang berkembang adalah versi 9.x dan terlihat masih akan terus jauh berkembang. Sebelum era ArcGIS terdapat era penggunaan ArcView 3.2 dan 3.3 yang sangat populer baik dikalangan mahasiswa, konsultan, dan pegawai.

Kembali ke headline di atas, sistem informasi geografis merupakan sistem informasi yang unik karena pada intinya berupaya menghubungkan apa yang ada dibumi dengan data-data keruangannya (karakteristik tempat terkait). Dalam istilah SIG dikenal dengan GeoReference. Hal ini dengan mudahnya kita lihat ketika seorang operator GIS menampilkan sebuah topologi poligon (kurva kecamatan atau lainnya) maka data atau informasi yang disimpan atau dilekatkan pada topologi tersebut dapat juga dimunculkan. Sehingga memudahkan bagi para manajer atau perencana kota dalam menganalisis potensi dan limitasi lokasi tersebut masa kini dan proyeksi nya di masa mendatang.